Selasa, 22 Oktober 2013

Adik ku Malang

Disudut jalan aku melihatnya duduk termenung sambil memegang perutnya yang keroncongan. Hatiku tersentuh untuk menolongnya tapi saat itu aku ada latihan. Terkadang ku berfikir mengapa yang kecil selalu dilecehkan ?, sedangkan yang kaya malah diistimewakan. Sesampai di tempat latihan fikiranku galau, aku masih memikirkan anak jalanan yang tadi.
“kamu kenapa, kamu sakit yah?“ tanya anty teman karateku
“oh aku tidak apa-apa“ jawabku
“tapi kamu kelihatan resah?“
“aku baik-baik aja kok “
Esoknya aku menemui anak jalanan itu dan ku bawa ke warung untuk makan siang. Aku melihat kegembiraan di wajahnya, aku berkata dalam hati andaikan aku punya adik tidak akan kubiarkan menderita. Aneh,,,ke mana sebenarnya orang tua anak ini ? kok,,dia tidak bertanggung jawab?
“adik, orang tua mu ke mana?“ kataku kepada anak jalanan itu.
“Oh...dia udah lama pergi kak, waktu itu aku lagi tidur di koridor eh tau-taunya dia ninggalin aku“
“adik, kamu tidak takut sendiri?“
“takut sih kak tapi, itu kan udah takdir“
Aku kagum melihat anak ini walaupun dia sendiri tapi dia tetap memiliki semangat hidup, padahal dia masih kecil. Temanku saja yang sudah dewasa sudah sering mencoba kabur dari rumah karena tidak tahan akan cobaan dari Allah. Dunia sudah terbalik.
Selesai makan aku membawa anak itu ke rumah, orang tuaku senang melihat anak itu.
“aisyah, jadi ini anak yang selalu kamu cerita ke ibu?“
“iya ibu, namanya Abhi, ibunya sudah lama pergi“
“ibunya ke mana?“
“entahlah bu, mungkin dia tidak bisa membiayai anaknya lagi“
“astaga tega yah ibunya“
“itulah bu, kalau bukan kita yang menolongnya siapa lagi“
Aku dan ibuku berencana ingin mengambil anak itu sebagai anak angkat di rumah ini. Tapi Abhi ( anak jalanan ) itu tidak menyetujui. Dia lebih suka hidup di jalanan, apalagi dia merasa tidak adil karena masih banyak anak jalanan di luar sana yang tidak mendapat pertolongan dari dermawan. Aku makin sayang kepadanya, ternyata walaupun dia lagi kesusahan tapi dia masih sempat memikirkan nasib teman-temannya.
“ya udah, kalau kamu tidak mau tinggal sama kakak tidak apa-apa kok. Tapi, kakak masih bisa kan main sama kamu?“ kataku dengan sedikit perasaan sedih.
“iya kak, bukannya aku menolak niat baik kakak tapi aku Cuma tidak  mau dibilang egois. Kalau aku menerima tawaran kakak ntar apa kata teman-temanku “
“tidak apa-apa kok dik, kakak ngerti, tapi kamu harus jaga diri yah“
“siap kakakku, aku kan superman jadi bisa dong jaga diri“ jawabnya sambil tertawa
Hatiku lega melihat anak ini tertawa. Setelah ngobrol panjang lebar Abhi pun pulang. Aku janji dengan dia setiap pulang kuliah aku pasti ke tempatnya bermain. Betapa bahagia raut wajahnya mendengar janjiku itu.
“terima kasih kak karena kakak adalah orang pertama yang menghargai aku, walaupun aku seorang anak jalanan. Aku yakin pasti kakak adalah malaikat yang di kirim Allah buat menolongku dan mengabulkan semua doa-doaku.
“kakak selalu ada buat kamu adikku malang“
Di kampus aku menceritakan hal ini ke sahabatku. Dia turut prihatin mendengar ceritaku sekaligus kagum, karena ternyata masih ada orang yang seperti Abhi, walaupun dia kesusahan tapi masih memikirkan nasib temannya. Kita semua kan tahu kalau sekarang zaman sudah modern,sebagian orang hidup secara individualisme. Tapi nyatanya masih ada yang hidup gotong-royong.
“Tuhan sungguh adil karena telah mengirimmu untuk menolong anak itu, kau adalah malaikat aisyah“ puji asma
“udah deh asma, tidak usah lebay“
“aku memujimu sist, kok gak senang sih“
“kamu tahu kan kalau aku dipuji aku langsung pengen ditraktir“
“ih payah kamu, maunya kamu yang traktir aku“
“maunya, ngarep“
Kami tertawa bareng sambil mengejek-ejek. Sore ini kami rencana pengen ke tempat Abhi, sebelum ke sana kami ke perpustakaan dulu. Malaikat kan harus kerja tugas juga. Aku mengingatkan Asma untuk beli makanan sebelum ke tempat Abhi. Bagusnya beli apa yah ?, sementara berfikir aku gangguin Asma yang lagi serius kerja tugas.
“apaan sih ? ganggu deh“ kata Asma sambil melotot
“kamu cantik juga kalau lagi kerja tugas“
“gombal, bilang saja kalau mau dikerjain tugasnya“
“menurut kamu makanan apa yang bagus untuk menu kita nanti?“
“sok kamu, bicara menu lagi !, bagusnya kita beli bakso saja“
“bagus juga ide mu, kebetulan aku lagi pengen makan bakso“
Pulang dari perpustakaan aku dan Asma langsung beli bakso. Sampainya di pinggir jalan aku memanggil Abhi, pas di tengah jalan ada mobil dengan kecepatan tinggi langsung menabrak Abhi.
              Abhiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Aku mendekati Abhi, badannya penuh dengan darah. Aku membawanya ke rumah sakit, sesampainya di sana Abhi tidak dapat tertolong lagi. Hatiku hancur, adik yang selama ini kusayang telah pergi. Mengapa tuhan begitu cepat mengambilnya? apa karena dia terlalu baik? Abhiku sayang walaupun kamu telah pergi tapi kakak akan selalu mengingatmu. Setiap lebaran idul filtri dan idul adha aku sekeluarga menziarahi kuburan Abhi. Entah mengapa saat aku berada di kuburan Abhi, aku selalu merasa kehilangan. Ternyata cinta itu tidak hanya buat orang tua, kekasih dan sahabat tapi cinta juga bisa diberikan kepada anak jalanan, bergantung pada karakter seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar