Analisis Latar Tempat :
a. Mesir Kairo
Al-azhar
“Tengah hari
ini, kota Kairo seakan membara. Matahari
berpijar ditengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan
menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka. Hembusan
angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin
tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat,
yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela, dan
tirai tertutup rapat”.
(Ayat
Ayat Cinta, 2005:15)
b. Flat
“Memang,
istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meski sekadar untuk
shalat berjamaah di masjid. Panggilan
azan Zuhur dari ribuan menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu
menggugah dan menggerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang memiliki tekad beribadah sesempurna
mungkin dalam segala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak berdiri dalam
terjangan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari. Ia tiada kenal kesah,
tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan Tuhan bertasbih siang malam”.
(Ayat Ayat
Cinta, 2005:15)
a. Masjid
“Panggilan iqamat terdengar bersahut-sahutan. Panggilan mulia itu terdengar
sangat menentramkan hati. Pintu-pintu meraih kebahagiaan dan kesejahteraan
masih terbuka lebar-lebar. Kupercepat langkah. Tiga puluh meter di depan adalah
Masjid Al-Fath Al-Islami”.
(Ayat Ayat
Cinta, 2005:29)
a. Rumah sakit
“Menjelang
maghrib Dokter Ramzi Shakir memberi tahu setelah melihat hasil foto CT scan
kepalaku, aku harus dioperasi. Ada gumpalan darah beku yang harus dikeluarkan”.
(Ayat Ayat
Cinta, 2005:45)
b. Restoran
“Akhirnya
tian Boutros memarkir mobilnya di halaman sebuah restoran mewah. Cleopatra restaurant namanya. Terletak
di pinggir sungai Nil. Bersebelahan dengan good
shot dan maadi yacht club”.
(Ayat Ayat
Cinta, 2005:285)
c. San Stefano, Alexandria
“Selesai pelatihan kami mempersiapkan segala sesuatu
untuk pergi ke Alexandria. Dengan cermat Aisha mendata semua keperluan yang
harus dibawa”.
(Ayat
Ayat Cinta, 2005:293)
d. Penjara
“Aku dibawa
ke markas polisi Abbasca. Diseret sperti anjing kurap. Lalu diinterogasi
habis-habisan, dibentak-bentak, dimaki-maki dan disumpahserapahi dengan
kata-kata kotor”.
(Ayat Ayat
Cinta, 2005:307)
Alur yang digunakan dalam novel “Ayat Ayat Cinta”
karya Habiburrahman El-Shirazy adalah alur campuran. Berikut kutipannya:
-
Kutipan 1
Sedangkan Saiful yang waktu SMP pernah diajak ayahnya
ke Turki bercerita tentang indahnya malam di teluk Borpolus. Ia bercerita detil
teluk Borporus. Lalu mengajak kami membayangkan bagaimana Sultan Muhammad
Al-Fatir Konstantinopel dengan memindahkan puluhan kapal di malam hari lewat
daratan dan menjadikan kapal itu jembatan untuk menembus benteng pertahanan
Konstantinopel.
(Habiburrahman, 2004 : 73).
-
Kutipan 2
Ada pesan masuk lagi. Tidak kulihat. Aku harus
istirahat. Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. Aku belum pernah memberikan kado pada
ibuku sendiri di Indonesia. Sebelum kenal Cairo, aku adalah orang desa yang
tidak kenal dengan namanya kado. Di desa, hadiah adalah membagi rizki pada
tetangga agar semua mencicipi suatu nikmat anugerah Gusti Allah. Jika ada yang
panen mangga yang semua tetangga dikasih biar ikut merasakan.
(Habiburrahman, 2004 : 114).
Dari kutipan di atas dapat
disimpulkan bahwa alur yang digunakan dalam novel Ayat Ayat Cinta adalah alur
campuran. Pada awal memang menggunakan alur maju. Tapi, disisi lain pengarang
sering memperlihatkan kisah masa lalu dari tokoh-tokoh novel tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar