Selasa, 29 April 2014

Analisi Alur dalam Drama Barabah karya Motinggo Busye

Dalam drama terdapat banyak unsur. Salah satu dari unsur tersebut adalah alur. Alur merupakan jalan cerita atau urut-urutan peristiwa dalam drama. Jenis alur dapat dikelompokkan dengan menggunakan berbagai kriteria.
1. Berdasarkan kriteria urutan waktu:
• Alur maju
Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau alur progresif. Peristiwa-peristiwa ditampilkan secara kronologis, maju, secara runtut dari awal tahap, tengah hingga akhir.
• Alur mundur
Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tengah dan baru kemudian tahap awalnya.
2. Berdasarkan kriteria jumlah:
• Alur tunggal
Dalam alur tunggal biasanya cerita drama hanya menampilkan seorang tokoh protagonis. Cerita hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut.
• Alur jamak
Dalam alur jamak, biasanya cerita drama menampilkan lebih dari satu tokoh protagonis. Perjalanan hidup tiap tokoh ditampilkan.
3. Berdasarkan kriteria hubungan antarperistiwa:
• Alur erat
Alur erat disebut juga alur ketat atau padat. Dalam drama yang beralur cepat, susul menyusul, setiap bagian terasa penting dan menentukan.
• Alur longgar
Alur longgar berbanding terbalik dengan alur ketat. Hubungan antarperistiwanya longgar, tersajikan secara lambat, dan diselingi berbagai peristiwa tambahan. Pembaca atau penonton dapat meninggalkan atau mengabaikan adegan tertentu yang berkepanjangan dengan tanpa kehilangan alur utama cerita.
4. Berdasarkan kriteria cara pengakhirannya:
• Alur tertutup
Dalam drama yang beralur tertutup, penampilan kisahnya diakhiri dengan kepastian atau secara jelas.
• Alur terbuka
Dalam drama yang beralur terbuka, penampilan kisahnya diakhiri secara tidak pasti, tidak jelas, serba mungkin. Jadi akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembaca atau penonton.
5. Dalam Kamus Istilah Sastra, terdapat alur:
• Alur bawahan
Alur kedua atau tambahan yang disusupkan disela-sela bagian alur utama sebagai variasi. Alur bawahan merupakan lakuan tersendiri tetapi yang masih ada hubungannya dengan alur utama. Ada kalanya alur bawahan ini dimaksudkan untuk menimbulkan kontras, adakalanya sejalan dengan alur utama.
• Alur erat (ketat)
Jalinan peristiwa yang sangat padu di dalam suatu karya sastra, kalau salah satu peristiwa ditiadakan, keutuhan cerita akan terganggu.
• Alur longgar
Jalinan peristiwa yang tidak padu di dalam karya sastra, meniadakan salah satu peristiwa tidak akan menganggu jalan cerita.
• Alur menanjak
Jalinan peristiwa dalam satu karya sastra yang semakin menanjak sifatnya.
6. Alur/plot adalah jalan cerita atau urut-rutan peristiwa dalam drama. Jenis alur:
• Alur maju
Tahapan alur maju meliputi: pengenalan masalah, pertikaian, puncak masalah (klimaks), anti klimaks, penyelesaian masalah, cerita selesai.
• Alur mundur/flashback/regresif
Pada alur mundur cerita dimulai dari masa lalu, cerita masa sekarang, kemudian cerita masa yang akan datang.
• Alur campuran
Alur campuran merupakan alur yang dimulai dari awal/masa sekarang, masa lalu, kembali ke masa sekarang, kemudian masa depan.

Dalam drama Barabah karya Motinggo Busye, pengarang menggunakan alur maju, karena cerita dimulai dengan:
1) Pengenalan
Drama ini dimulai dengan penggambaran suasana dalam drama. Tata letak rumah dan keadaan si tokoh.
2) Pertikaian
Pertikaian di mulai ketika seorang wanita montok ke rumah Barabah dan mencari Banio. Saat itu Barabah sangat cemburu, karena dia mengira bahwa wanita itu adalah calon istri yang ke-13 Banio.
Contoh dialog:
Barabah : Sejak engkau datang tadi, saya sudah sabar-sabarkan hati. Saya sudah menyindir-nyindir tapi rupanya saya dibiarkan panas penasaran. (menangis tersedu-sedu). Saya tidak mau melepaskan dia seperti sebelas istrinya yang lain itu. (Zaitu kaget dengan ucapan Barabah itu, ia beranjak ke pintu dan berdiam di situ. Melihatnya Barabah makin kesal dan menantangnya). Jangan lama-lama berdiri di situ! Saya sudah cukup sabar. Nanti kau melihat cicak di loteng lagi dan kau akan berpidato lagi tentang kawin.
Zaitun : ini tentang perkawinan saya, bukan perkawinan ibu!
3) Puncak masalah
Kecemburuan Barabah semakin menjadi ketika suaminya pulang ke rumah dan malah tidak mengenal Zaitun. Banio pun ke stasiun mencari Zaitun yang dianggap telah melukai hati istrinya. Seperginya Banio ke stasiun seorang lelaki ke rumahnya dan Barabah mengira Adibul adalah polisi sewaan Zaitun tadi. Barabah semakin marah dan mengusir Adibul.
Contoh dialog:
Adibul : bukan. Saya kusir
Barabah : bohong! Pasti saudara polisi
Adibul : memang saya dari kantor polisi, tapi saya bukan polisi. Saya kusir sado.
4) Penyelesaian masalah
Orang yang dianggap oleh Barabah sebagai calon istri Banio, ternyata adalah anaknya Banio dari istri ke-6, dan Adibul adalah calon suami Zaitun. Mereka mencari Banio karena mereka ingin meminta restu dari bapaknya. Akhirnya Barabah meminta maaf karena telah menuduh Adibul dan Zaitun yang bukan-bukan. Mereka pun pergi dan Banio memberikan Zaitun sedikit uang untuk biaya di perjalanan.

Contoh dialog:
Banio : jangan menganga.... nanti masuk nyamuk dalam mulut kalian. Aku sudah menyelidiki dengan teliti, bahwa kau (menunjuk Zaitun) adalah anakku akan kawin dengan (menunujuk Adibul). Kenapa dalam perkawinan zaman sekarang mesti membikin pemberitahuan pada orang tua?
Adibul : itulah sebabnya saya datang
5) cerita selesai.